Manusia dapat diartikan berbeda-beda menurut
biologis,
rohani, dan istilah
kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (
Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies
primata dari golongan
mamalia yang dilengkapi
otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep
jiwa yang bervariasi di mana, dalam
agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau
makhluk hidup; dalam
mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam
antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan
bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat
majemuk serta perkembangan
teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan
lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.Anak muda laki-laki dikenal sebagai
putra dan laki-laki dewasa sebagai
pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai
putri dan perempuan dewasa sebagai
wanita.
Biologi
Ciri-ciri Fisik
Dalam biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai
spesies di muka
Bumi. Pembelajaran biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia diartikan sebagai
hominid dari
spesies Homo sapiens. Satu-satunya
subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus
Homo. Manusia menggunakan
daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan ada nya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan untuk memanipulasi obyek menggunakan jari
jempol (ibu jari).
Rata-rata tinggi badan perempuan dewasa Amerika adalah 162 cm (64 inci) dan rata-rata berat 62 kg (137 pound). Pria umumnya lebih besar: 175 cm (69 inci) dan 78 kilogram (172 pound). Tentu saja angka tersebut hanya rata rata, bentuk fisik manusia sangat bervariasi, tergantung pada faktor tempat dan sejarah. Meskipun ukuran tubuh umumnya dipengaruhi faktor keturunan, faktor
lingkungan dan
kebudayaan juga dapat mempengaruhinya, seperti
gizi makanan.
Anak manusia lahir setelah sembilan bulan dalam
masa kandungan, dengan berat pada umumnya 3-4 kilogram (6-9 pound) dan 50-60 centimeter (20-24 inci) tingginya. Tak berdaya saat kelahiran, mereka terus bertumbuh selama beberapa tahun, umumnya mencapai kematangan seksual pada sekitar umur 12-15 tahun. Anak laki-laki masih akan terus tumbuh selama beberapa tahun setelah ini, biasanya pertumbuhan tersebut akan berhenti pada umur sekitar 18 tahun.
Sebuah kerangka manusia
Warna kulit manusia bervariasi dari hampir hitam hingga putih kemerahan. Secara umum, orang dengan nenek moyang yang berasal dari daerah yang terik mempunyai
kulit lebih hitam dibandingkan dengan orang yang bernenek-moyang dari daerah yang hanya mendapat sedikit
sinar matahari. (Namun, hal ini tentu saja bukan patokan mutlak, ada orang yang mempunyai nenek moyang yang berasal dari daerah terik dan kurang terik; dan orang-orang tersebut dapat memiliki
warna kulit berbeda dalam lingkup spektrumnya.) Rata-rata,
wanita memiliki kulit yang sedikit lebih terang daripada
pria.
Perkiraan panjang umur manusia pada kelahiran mendekati 80 tahun di negara-negara makmur, hal ini bisa tercapai berkat bantuan
ilmu pengetahuan dan
teknologi (
Iptek). Jumlah orang yang berumur seratus tahun ke atas di dunia diperkirakan berjumlah
[1] sekitar 50,000 pada tahun
2003. Rentang hidup maksimal manusia diperhitungkan sekitar 120 tahun.
Sementara banyak spesies lain yang punah, Manusia dapat tetap eksis dan berkembang sampai sekarang. Keberhasilan mereka disebabkan oleh daya intelektualnya yang tinggi, tetapi mereka juga mempunyai kekurangan fisik. Manusia cenderung menderita
obesitas lebih dari primata lainnya. Hal ini sebagian besar disebabkan karena manusia mampu memproduksi lemak tubuh lebih banyak daripada keluarga primata lain. Karena manusia merupakan bipedal semata (hanya wajar menggunakan dua kaki untuk berjalan), daerah pinggul dan tulang punggung juga cenderung menjadi rapuh, menyebabkan kesulitan dalam bergerak pada usia lanjut. Juga, manusia perempuan menderita kerumitan melahirkan anak yang relatif (kesakitan karena melahirkan hingga 24 jam tidaklah umum). Sebelum abad ke-20, melahirkan merupakan siksaan berbahaya bagi beberapa wanita, dan masih terjadi di beberapa lokasi terpencil atau daerah yang tak berkembang di dunia saat ini.
Ciri-Ciri Mental
Banyak manusia menganggap dirinya organisme terpintar dalam kerajaan hewan, meski ada perdebatan apakah
cetaceans seperti
lumba-lumba dapat saja mempunyai intelektual sebanding. Tentunya, manusia adalah satu-satunya hewan yang terbukti berteknologi tinggi. Manusia memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar di antara semua hewan besar (
Lumba-lumba memiliki yang kedua terbesar;
hiu memiliki yang terbesar untuk
ikan; dan
gurita memiliki yang tertinggi untuk
invertebrata). Meski bukanlah pengukuran mutlak (sebab massa otak minimum penting untuk fungsi "berumahtangga" tertentu), perbandingan massa otak dengan tubuh memang memberikan petunjuk baik dari intelektual relatif. (
Carl Sagan,
The Dragons of Eden, 38)
Kemampuan manusia untuk mengenali bayangannya dalam cermin, merupakan salah satu hal yang jarang di temui dalam kerajaan hewan. Manusia adalah satu dari empat spesies yang lulus
tes cermin untuk pengenalan pantulan diri - yang lainnya adalah
simpanse,
orang utan, dan
lumba-lumba. Pengujian membuktikan bahwa sebuah simpanse yang sudah bertumbuh sempurna memiliki kemampuan yang hampir sama dengan seorang anak manusia berumur empat tahun untuk mengenali bayangannya di cermin.
Pengenalan pola (mengenali susunan gambar dan warna serta meneladani sifat) merupakan bukti lain bahwa manusia mempunyai mental yang baik.
Kemampuan mental manusia dan kepandaiannya, membuat mereka, menurut
Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan memiliki
perasaan, seperti
kesedihan atau
kebahagiaan, membedakan mereka dari organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan tes hewan. Keberadaan manusia, menurut sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber kebahagiaan.
Lihat pula
Berpikir,
IQ,
Ingatan,
Penemuan,
IPA,
Filsafat,
Pengetahuan,
Pendidikan,
KesadaranHabitatPandangan konvesional dari evolusi manusia menyatakan bahwa manusia berevolusi di lingkungan daratan
sabana di
Afrika. (lihat
Evolusi manusia). Teknologi yang disalurkan melalui kebudayaan telah memungkinkan manusia untuk mendiami semua
benua dan beradaptasi dengan semua iklim. Dalam beberapa dasawarsa terakhir, manusia telah dapat mendiami sementara benua Antartika, mendiami kedalaman samudera, dan ruang angkasa, meskipun pendiaman jangka panjang di lingkungan tersebut belum termasuk sesuatu yang hemat. Manusia, dengan populasi kurang lebih eman milyar jiwa, adalah salah satu dari mamalia terbanyak di dunia.
Sebagian besar manusia (61%) berkediaman di daerah
Asia. Mayoritas sisanya berada di
Amerika (14%),
Afrika (13%) dan
Eropa (12%), dengan hanya 0.3% di
Australia.
Gaya hidup asli manusia adalah pemburu dan pengumpul, yang diadaptasikan ke sabana, adegan yang disarankan dalam evolusi manusia. Gaya hidup manusia lainnya adalah
nomadisme (berpindah tempat; terkadang dihubungkan dengan kumpulan hewan) dan perkampungan menetap yang dimungkinkan oleh pertanian yang baik. Manusia mempunyai daya tahan yang baik untuk memindahkan habitat mereka dengan berbagai alasan, seperti
pertanian,
pengairan,
urbanisasi dan
pembangunan, serta kegiatan tambahan untuk hal-hal tersebut, seperti
pengangkutan dan
produksi barang.
Perkampungan manusia menetap bergantung pada kedekatannya dengan sumber
air dan, bergantung pada gaya hidup, sumber daya alam lainnya seperti lahan subur untuk menanam hasil panen dan menggembalakan
ternak atau, sesuai dengan musim tersedianya mangsa/makanan. Dengan datangnya infrastruktur perdagangan dan pengangkutan skala besar, kedekatan lokasi dengan sumber daya tersebut telah menjadi tak terlalu penting, dan di banyak tempat faktor ini tak lagi merupakan daya pendorong bertambah atau berkurangnya populasi.
Habitat manusia dalam
sistem ekologi tertutup di lingkungan yang tidak akrab dengannya (
Antartika,
angkasa luar) sangatlah mahal dan umumnya mereka tak dapat tinggal lama, dan hanya untuk tujuan ilmiah, militer, atau ekspedisi industri. Kehidupan di angkasa sangatlah sporadis, dengan maksimal tiga belas manusia di ruang angkasa pada waktu tertentu. Ini adalah akibat langsung dari kerentanan manusia terhadap
radiasi ionisasi. Sebelum penerbangan angkasa
Yuri Gagarin tahun
1961, semua manusia 'terkurung' di Bumi. Di antara tahun
1969 dan
1974, telah ada dua manusia sekaligus yang menghabiskan waktu singkatnya di
Bulan. Sampai tahun 2004, tak ada
benda angkasa lain telah dikunjungi manusia. Sampai tahun
2004, telah ada banyak keberadaan manusia di ruang angkasa berkelanjutan sejak peluncuran kru perdana untuk meninggali
Stasiun Luar Angkasa Internasional, pada
31 Oktober 2000.
PopulasiDalam kurun waktu 200 tahun dari
1800 sampai
2000,
populasi dunia telah bertambah pesat dari satu hingga enam
milyar. Diperkirakan mencapai puncaknya kira-kira sepuluh milyar selama
abad ke-21. Sampai
2004, sebuah minoritas yang cukup besar — sekitar 2.5 dari jumlah 6.3 milyar jiwa — tinggal di sekeliling daerah perkotaan.
Urbanisasi diperkirakan akan melonjak drastis selama
abad ke-21.
Polusi,
kriminal dan
kemiskinan hanyalah beberapa contoh dari masalah yang dihadapi oleh manusia yang tinggal di
kota dan pemukiman pinggiran kota.
Asal Mula
Hewan terdekat dengan manusia yang masih bertahan hidup adalah
simpanse; kedua terdekat adalah
gorila dan ketiga adalah
orang utan. Sangat penting untuk diingat, namun, bahwa manusia hanya mempunyai persamaan populasi nenek moyang dengan hewan ini dan tidak diturunkan langsung dari mereka. Ahli biologi telah membandingkan serantaian pasangan dasar
DNA antara manusia dan simpanse, dan memperkirakan perbedaan genetik keseleruhan kurang dari 5%
[2]. Telah diperkirakan bahwa garis silsilah manusia bercabang dari simpanse sekitar 5 juta tahun lalu, dan dari gorila sekitar 8 juta tahun lalu. Namun, laporan berita terbaru dari tengkorak hominid berumur kira-kira 7 juta tahun sudah menunjukkan percabangan dari garis silsilah kera, membuat gagasan kuat adanya percabangan awal silsilah tersebut.
Berikut beberapa gejala penting dalam
evolusi manusia:
perluasan
rongga otak dan
otak itu sendiri, yang umumnya sekitar 1,400 cm³ dalam ukuran volumnya, dua kali lipat perluasan otak simpanse dan gorila. Beberapa ahli antropologi, namun, mengatakan bahwa alih-alih perluasan otak, penyusunan ulang struktur otak lebih berpengaruh pada bertambahnya kecerdasan.
pengurangan
gigi taring.
penggerak bipedal (dua kaki)
perbaikan
laring / pangkal tenggorokan (yang memungkinkan penghasilan bunyi kompleks atau dikenal sebagai
bahasa vokal).
Bagaimana gejala-gejala ini berhubungan, dengan cara apa mereka telah menyesuaikan diri, dan apa peran mereka dalam evolusi organisasi sosial dan kebudayaan kompleks, merupakan hal-hal penting dalam perdebatan yang berlangsung di antara para ahli antropologi ragawi saat ini.
Selama tahun
1990an, variasi dalam
DNA mitochondria manusia diakui sebagai sumber berharga untuk membangun ulang
silsilah manusia dan untuk melacak perpindahan manusia awal. Berdasarkan perhitungan-perhitungan ini, nenek moyang terakhir yang serupa manusia modern diperkirakan hidup sekitar 150
milenium lalu, dan telah berkembang di luar Africa kurang dari 100.000 tahun lalu. Australia dijelajahi relatif awal, sekitar 70.000 tahun lalu, Eropa +/- 40.000 tahun lalu, dan Amerika pertama didiami secara kasarnya 30.000 tahun lalu, serta kolonisasi kedua di sepanjang Pasifik +/- 15.000 tahun lalu (lihat
Perpindahan manusia).
Macam-macam kelompok
agama telah menyatakan keberatan atas
teori evolusi umat manusia dari sebuah nenek moyang bersama dengan hominoid lainnya. Alhasil, muncullah berbagai perbedaan pendapat, percekcokan, dan kontroversi. Lihat
penciptaan,
argumen evolusi, dan
desain kepandaian untuk melihat pola pikir yang berlawanan.
Kerohanian dan Agama
Bagi kebanyakan manusia, kerohanian dan agama memainkan peran utama dalam kehidupan mereka. Sering dalam konteks ini, manusia tersebut dianggap sebagai "orang manusia" terdiri dari sebuah tubuh, pikiran, dan juga sebuah
roh atau
jiwa yang kadang memiliki arti lebih daripada tubuh itu sendiri dan bahkan
kematian. Seperti juga sering dikatakan bahwa jiwa (bukan otak ragawi) adalah letak sebenarnya dari
kesadaran (meski tak ada perdebatan bahwa otak memiliki pengaruh penting terhadap kesadaran). Keberadaan jiwa manusia tak dibuktikan ataupun ditegaskan; konsep tersebut disetujui oleh sebagian orang dan ditolak oleh lainnya. Juga, adalah perdebatan di antara organisasi agama mengenai benar/tidaknya hewan memiliki
jiwa; beberapa percaya mereka memilikinya, sementara lainnya percaya bahwa jiwa semata-mata hanya milik manusia, serta ada juga yang percaya akan
jiwa kelompok yang diadakan oleh komunitas hewani dan bukanlah individu. Bagian ini akan merincikan bagaimana manusia diartikan dalam istilah kerohanian, serta beberapa cara bagaimana definisi ini dicerminkan melalui
ritual dan
agama.
AnimismeAnimisme adalah kepercayaan bahwa obyek dan gagasan termasuk hewan, perkakas, dan fenomena alam mempunyai atau merupakan ekspresi
roh hidup. Dalam beberapa pandangan dunia animisme yang ditemukan di kebudayaan pemburu dan pengumpul, manusia sering dianggap (secara kasarnya) sama dengan hewan, tumbuhan, dan kekuatan alam. Sehingga, secara moral merupakan kewajiban untuk memperlakukan benda-benda tersebut secara hormat. Dalam pandangan dunia ini, manusia dianggap sebagai penghuni, atau bagian, dari alam, bukan sebagai yang lebih unggul atau yang terpisah darinya. Dalam kemasyarakatan ini, ritual / upacara agama dianggap penting untuk kelangsungan hidup, karena dapat memenangkan kemurahan hati roh-roh sumber makanan tertentu, roh tempat bermukim, dan kesuburan serta menangkis roh berhati dengki. Dalam ajaran animisme yang berkembang, seperti
Shinto, ada sebuah makna yang lebih mendalam bahwa manusia adalah sebuah tokoh istimewa yang memisahkan mereka dari segenap benda dan hewan, sementara masih pula menyisakan pentingnya ritual untuk menjamin keberuntungan, panen yang memuaskan, dan sebagainya.
Kebanyakan sistem kepercayaan animisme memegang erat konsep roh abadi setelah kematian fisik. Dalam beberapa sistem, roh tersebut dipercaya telah beralih ke suatu dunia yang penuh dengan kesenangan, dengan panen yang terus-menerus berkelimpahan atau bahkan permainan yang berlebih-lebih. Sementara di sistem lain (misal: agama Nawajo), roh tinggal di bumi sebagai
hantu, seringkali yang berwatak buruk. Kemudian tersisa sistem lain yang menyatukan kedua unsur ini, mempercaya bahwa roh tersebut harus berjalan ke suatu dunia roh tanpa tersesat dan menggeluyur sebagai hantu. Upacara
pemakaman,
berkabung dan
penyembahan nenek moyang diselenggarakan oleh sanak yang masih hidup, keturunannya, sering dianggap perlu untuk keberhasilan penyelesaian perjalanan tersebut.
Ritual dalam kebudayaan animisme sering dipentaskan oleh
dukun atau
imam (
cenayang), yang biasanya tampak kesurupan tenaga roh, lebih dari atau di luar pengalaman manusia biasa.
Pemraktekan tradisi
penyusutan kepala sebagaimana ditemukan di beberapa kebudayaan, berasal dari sebuah kepercayaan animisme bahwa seorang musuh perang, jika rohnya tak terperangkap di kepala, dapat meloloskan diri dari tubuhnya dan, setelah roh itu berpindah ke tubuh lain, mengambil bentuk hewan pemangsa dan pembalasan setimpal.
MistikmeBarangkali merupakan praktek kerohanian dan pengalaman, tetapi tidak harus bercampur dengan
theisme atau lembaga agama lain yang ada di berbagai masyarakat. Pada dasarnya gerakan
mistik termasuk
Vedanta,
Yoga,
Buddhisme awal (lihat pula
Kerajaan manusia), tradisi memuja Eleusis, perintah mistik Kristiani dan pengkhotbah seperti
Meister Eckhart, dan keislaman
Sufisme. Mereka memusatkan pada pengalaman tak terlukiskan, dan kesatuan dengan
supernatural (lihat
pencerahan,
kekekalan). Dalam mistikme monotheis,
pengalaman mistik memfokuskan kesatuan dengan Tuhan.
PolitheismeKonsep
dewa sebagai makhluk yang sangat kuat kepandaiannya atau supernatural, kebanyakan dikhayalkan sebagai
anthropomorfik atau
zoomorfik, yang ingin disembah atau ditentramkan oleh manusia dan ada sejak permulaan sejarah, dan kemungkinan digambarkan pada kesenian
Zaman Batu pula. Dalam masa sejarah, tatacara
pengorbanan berevolusi menjadi adat agama
berhala dipimpin oleh
kependetaan (misal: agama
Vedik, (pemraktekan kependetaan berkelanjutan dalam
Hinduisme, yang namun telah mengembangkan teologi monotheis, seperti penyembahan berhala
theisme monistik,
Mesir,
Yunani,
Romawi dan
Jerman). Dalam agama tersebut, manusia umumnya diciri-cirikan dengan kerendahan mutunya kepada dewa-dewa, terkadang dicerminkan dalam masyarakat berhirarki diperintah yang oleh dinasti-dinasti yang menyatakan keturunan sifat ketuhanan/kedewaan. Dalam agama yang mempercayai
reinkarnasi, terutama
Hinduisme, tak ada batasan yang kedap di antara hewan, manusia, dan dewa, karena
jiwa dapat berpindah di seputar spesies yang berbeda tanpa kehilangan identitasnya.
MonotheismeGagasan dari suatu Tuhan tunggal yang menggabungkan dan malampaui semua dewa-dewa kecil tampak berdiri sendiri dalam beberapa kebudayaan, kemungkinan terwujud pertama kali dalam bida’ah / klenik
Akhenaten (lebih dikenal sebagai
Henotheisme, tahap umum dalam kemunculan Monotheisme). Konsep dari kebaikan dan kejahatan dalam sebuah pengertian
moral timbul sebagai sebuah konsekuensi Tuhan tunggal sebagai otoritas mutlak. Dalam
agama Yahudi, Tuhan adalah pusat dalam pemilihan orang
Yahudi sebagai rakyat, dan dalam
Kitab Suci Yahudi, takdir komunitas dan hubungannya dengan Tuhan mempunyai hak istimewa yang jelas (harus diutamakan) di atas takdir individu.
Kekristenan bertumbuh keluar dari agama Yahudi dengan menekankan takdir individual, khususnya setelah
kematian, dan campur tangan pribadi Tuhan dengan adanya
inkarnasi, yaitu dengan menjadi manusia selama sementara.
Islam, walaupun menolak kepercayaan kristiani untuk
Tritunggal dan inkarnasi ketuhanan, sangatlah mirip dengan Kekristenan dalam melihat manusia sebagai wali / wakil dari Tuhan dan satu-satunya makhluk inkarnasi yang memiliki kehendak bebas (atau dapat ber
dosa) atau melakukan hal yang bertentangan dengan alam. Dalam semua
agama Abraham, manusia adalah penguasa, atau pengurus, di atas seluruh muka Bumi dan semua makhluk lain, sedikit lebih rendah daripada malaikat (lihat
Rantaian Makhluk-Makhluk), dan memiliki moral hati nurani yang unik. Hinduisme, juga belakangan mengembangkan teologi monotheis seperti
theisme monistik, yang berbeda dari pikiran Barat mengenai monotheis. Agama monotheistik mempunyai kemiripan dalam kepercayaan bahwa umat manusia diciptakan oleh Tuhan, diikat oleh kewajiban kasih sayang, dan dirawat oleh pemeliharaan baik kaum / pihak ayah.
Lihat pula:
Tuhan,
Jiwa,
Atman,
Karma,
Mistik,
Ritual,
Kegembiraan meluap,
Pengorbanan,
Korban,
Keselamatan,
Kebangkitan,
Inkarnasi,
Reinkarnasi,
Doa,
Pemujaan,
Moralitas,
Hati nurani.
Sang Individu
Manusia
individu adalah subyek yang mengalami kondisi manusia. Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui
indera mereka dan dengan masyarakat melalui
kepribadian mereka,
jenis kelamin mereka serta
status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui tahap
bayi,
kanak-kanak,
remaja,
kematangan dan
usia lanjut. Deklarasi universal untuk hak asasi diadakan untuk melindungi hak masing-masing individu.
Hati dan
kesadaranPengalaman subyektif dari seorang individu berpusat di sekitar
kesadarannya,
kesadaran-diri atau
pikiran, memperbolehkan adanya persepsi eksistensinya sendiri dan dari perjalanan
waktu. Kesadaran memberikan naiknya persepsi akan
kehendak bebas, meskipun beberapa percaya bahwa kehendak bebas sempurna adalah khayalan yang menyesatkan, dibatasi atau dilenyapkan oleh penentuan
takdir atau
sosial atau
biologis. Hati manusia diperluas ke luar kesadaran, mencakup total aspek mental dan emosional individu. Ilmu pengetahuan
psikologi mempelajari hati manusia (psike), khususnya alam
bawah sadar (
tak sadar). Praktek
psikoanalisis yang dirancang oleh
Sigmund Freud mencoba menyingkap bagian dari alam bawah sadar. Freud menyusun
diri manusia menjadi
Ego, Superego, dan Id.
Carl Gustav Jung memperkenalkan pemikiran alam
bawah sadar kolektif / bersama dan sebuah proses
pengindividuan, menuangkan keragu-raguan untuk ketepatan pendefinisian individu ‘yang dapat diartikan’.
EmosiIndividu manusia terbuka terhadap emosi yang besar mempengaruhi keputusan serta tingkah laku mereka. Emosi menyenangkan seperti
cinta atau
sukacita bertentangan dengan emosi tak menyenangkan seperti
kebencian,
cemburu,
iri hati atau
sakit hati.
SeksualitasSeksualitas manusia, di samping menjamin
reproduksi, mempunyai fungsi sosial penting, membuat ikatan / pertalian dan hirarki di antara individu.
Hasrat seksual dialami sebagai sebuah dorongan / keinginan badani, sering disertai dengan emosi kuat positif (seperti
cinta atau
luapan kegembiraan) dan negatif (seperti
kecemburuan /
iri hati atau
kebencian).
Tubuh
penampilan fisik tubuh manusia adalah pusat
kebudayaan dan
kesenian. Dalam setiap kebudayaan manusia, orang gemar memperindah tubuhnya, dengan
tato,
kosmetik,
pakaian,
perhiasan atau ornamen serupa.
Model rambut juga mempunyai pengertian kebudayaan penting.
Kecantikan atau
keburukan rupa adalah kesan kuat subyektif dari penampilan seseorang.
Kebutuhan individu terhadap
makanan dan
minuman teratur secara jelas tercermin dalam kebudayaan manusia (lihat pula
ilmu makanan). Kegagalan mendapatkan makanan secara teratur akan berakibat
rasa lapar dan pada akhirnya
kelaparan (lihat juga
malnutrisi).
Rata-rata waktu
tidur adalah 8 jam per hari untuk dewasa dan 9–10 jam untuk anak-anak. Orang yang lebih tua biasanya tidur selama 6–7 jam. Sudah umum, namun, dalam masyarakat
modern bagi orang-orang untuk mendapat waktu tidur kurang dari yang mereka butuhkan.
Tubuh manusia diancam proses
penuaan dan
penyakit.
Ilmu pengobatan adalah ilmu pengetahuan yang menelusuri metode penjagaan
kesehatan tubuh.
Kelahiran dan
kematianKehidupan subyektif individu berawal pada kelahirannya, atau dalam fase
kehamilan terdahulu, selama
janin berkembang di dalam tubuh
ibu. Kemudian kehidupan berakhir dengan
kematian individu. Kelahiran dan kematian sebagai peristiwa luar biasa yang membatasi kehidupan manusia, dapat mempunyai pengaruh hebat terhadap individu tersebut. Kesulitan selama melahirkan dapat berakibat
trauma dan kemungkinan kematian dapat menyebabkan rasa keberatan (tak mudah) atau
ketakutan (lihat pula
pengalaman hampir meninggal). Upacara
penguburan adalah ciri-ciri umum masyarakat manusia, sering diinspirasikan oleh kepercayaan akan adanya
kehidupan setelah kematian. Adat kebiasaan
warisan atau
penyembahan nenek moyang dapat memperluas kehadiran sang individu di luar rentang usia fisiknya. (lihat
kekekalan).
Masyarakat
Meskipun banyak spesies berprinsip
sosial, membentuk kelompok berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari
adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan
teknologi,
pengetahuan, serta
kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan interaksi antar manusia.
BahasaKecakapan ber
pidato adalah sebuah unsur pendefinisian umat manusia, mungkin mendahului pemisahan populasi modern
filogenetik (lihat
Asal usul bahasa). Bahasa adalah pusat dari
komunikasi antar manusia. Kata
Yahudi untuk "binatang" (behemah) berarti "bisu", menggambarkan manusia sebagai "binatang berbicara" (kepandaian bercakap hewani). Bahasa adalah pusat dari sentuhan identitas ‘khas’ berbagai
kebudayaan atau
kesukuan dan sering diceritakan mempunyai status atau kekuatan supernatural (lihat
Sihir /
Gaib,
Mantra,
Vac). Penemuan
sistem penulisan sekitar 5000 tahun lalu, yang memungkinkan pengabadian ucapan, merupakan langkah utama dalam evolusi kebudayaan. Ilmu pengetahuan
Linguistik (
ilmu bahasa) menjelaskan susunan bahasa, dan keterkaitan antara bahasa-bahasa berbeda. Diperkirakan ada 6000 bahasa yang diucapkan manusia saat ini. Manusia yang kekurangan kemampuan berkomunikasi melalui ucapan, umumnya bercakap-cakap menggunakan
Bahasa Isyarat.
AgamaDalam setiap kebudayaan manusia,
kerohanian dan
ritual mendapat ekspresi dalam bentuk tertentu. Elemen-elemen ini dapat menggabungkan secara penting pengalaman pribadi dengan pengalaman penyatuan dan komunal, seringkali membangkitkan emosi yang sangat kuat dan bahkan
luapan kegembiraan. Kekuatan pengikat yang kuat dari pengalaman tertentu dapat terkadang menimbulkan
kefanatikan atau agresi kepada manusia lain yang tidak termasuk dalam kelompok agamanya, berakibat
perpecahan atau bahkan
perang.
Teokrasi adalah masyarakat yang dibentuk secara dominan oleh agama, diperintah oleh pemimpin suci atau oleh seorang
pemuka agama. Agama dapat pula berperilaku sebagai alat penyaluran dan pengaruh dari norma budaya dunia dan tingkah laku yang wajar dilakukan manusia.
Keluarga dan
teman se
pergaulanIndividu manusia dibiasakan untuk bertumbuh menjadi seorang pelengkap yang berjiwa kuat ke dalam suatu kelompok kecil, umumnya termasuk keluarga biologis terdekatnya,
ibu,
ayah dan
saudara kandung.
Sebagai seorang pelengkap berjiwa kuat yang serupa dapat dikelirukan dengan suatu kelompok kecil yang sama, yaitu teman sepergaulan sebaya sang individu, umumnya berukuran antara sepuluh hingga dua puluh individu, kemungkinan berkaitan dengan ukuran optimal untuk gerombolan
pemburu.
Dinamika kelompok dan
tekanan dari teman dapat mempengaruhi tingkah laku anggotanya.
Seorang individu akan mengembangkan perasaan
kesetiaan yang kuat kepada kelompok tertentu. Kelakuan manusia yang wajar termasuk seringnya hubungan sosial, dinyatakan dalam
obrolan / percakapan,
dansa,
menyanyi atau cerita (dikenal dengan curhat).
Suku,
bangsa dan
negara bagianKelompok manusia yang lebih besar dapat disatukan dengan gagasan kesamaan nenek moyang (
suku,
etnis) atau kesamaan fokus budaya atau materi (
bangsa atau
negara bagian), sering dibagi lebih lanjut menurut struktur
kelas sosial dan
hirarki. Sebuah suku dapat terdiri dari beberapa ratus individu, sementara negara bagian modern terbesar berisi lebih dari semilyar. Konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok besar disebut
peperangan. Kesetiaan / pengabdian untuk kelompok yang besar seperti ini disebut
nasionalisme atau
patriotisme. Dalam keekstriman, perasaan pengabdian terhadap sebuah lembaga atau kewenangan dapat mencapai keekstriman pathologi, yang berakibat
hysteria massa (gangguan syaraf) atau
fasisme.
Antropologi budaya menjelaskan masyarakat manusia yang berbeda-beda, dan
sejarah mencatat interaksi mereka berikut kesuksesan yang dialami. Organisasi dan pemerintahan bentuk modern dijelaskan oleh
Ilmu Politik dan
Ekonomi.
Kebudayaan dan
peradabanSebuah
peradaban adalah sebuah masyarakat yang telah mencapai tingkat kerumitan tertentu, umumnya termasuk
perkotaan dan
pemerintahan berlembaga,
agama,
iptek,
sastra serta
filsafat. Perkotaan paling awal di dunia ditemukan di dekat rute
perdagangan penting kira-kira 10.000 tahun lalu (
Yeriko,
Çatalhöyük).
Kebudayaan manusia dan ekspresi
seni mendahului peradaban dan dapat dilacak sampai ke
palaeolithik (
lukisan goa,
arca Venus,
tembikar / pecah belah dari tanah). Kemajuan
pertanian memungkinkan transisi dari masyarakat
pemburu dan pengumpul atau
nomadik menjadi perkampungan menetap sejak
Milenium ke-9 SM. Penjinakan hewan menjadi bagian penting dari kebudayaan manusia (
anjing,
domba,
kambing,
lembu). Dalam masa sejarah
ilmu pengetahuan dan
teknologi telah berkembang bahkan lebih pesat (lihat
Sejarah iptek).
Renungan diri
Umat manusia selalu mempunyai perhatian yang hebat akan dirinya sendiri. Kecakapan manusia untuk mengintrospeksi diri, keinginan individu untuk menjelajahi lebih mengenai intisari diri mereka, tanpa terkecuali menghasilkan berbagai penyelidikan mengenai
kondisi manusia merupakan pokok jenis manusia secara keseluruhan. Renungan diri adalah dasar dari
filsafat dan telah ada sejak awal pencatatan sejarah. Artikel ini misalnya, karena ditulis oleh manusia, dengan sendirinya tak dapat luput dari contoh refleksi diri.
Manusia kerap menganggap dirinya sebagai spesies dominan di
Bumi, dan yang paling maju dalam kepandaian dan kemampuannya mengelola lingkungan. Kepercayaan ini khususnya sangat kuat dalam
kebudayaan Barat, dan berasal dari bagian dalam cerita
penciptaan di
Alkitab yang mana
Adam secara khusus diberikan kekuasaan atas Bumi dan semua makhluk. Berdampingan dengan anggapan kekuasaan manusia, kita sering menganggap ini agak radikal karena kelemahan dan singkatnya kehidupan manusia (Dalam
Kitab Suci Yahudi, misalnya, kekuasaan manusia dijanjikan dalam
Kejadian 1:28, tetapi pengarang kitab
Pengkhotbah meratapi kesia-siaan semua usaha manusia).
Ahli filsafat
Yahudi,
Protagoras telah membuat pernyataan terkenal bahwa "Manusia adalah ukuran dari segalanya; apa yang benar, benarlah itu; apa yang tidak, tidaklah itu".
Aristotle mendeskripsikan manusia sebagai "hewan komunal" (ζωον πολιτικον), yaitu menekankan pembangunan masyarakat sebagai pusat pembawaan alam manusia, dan "hewan dengan sapien" (ζωον λογον εχων, dasar rasionil hewan), istilah yang juga menginspirasikan taksonomi spesies, Homo sapiens.
Pandangan dunia dominan pada abad pertengahan Eropa berupa keberadaan manusia yang diciri-cirikan oleh
dosa, dan tujuan hidupnya adalah untuk mempersiapkan diri terhadap pengadilan akhir setelah
kematian.
Pencerahan / pewahyuan digerakkan oleh keyakinan baru, bahwa, dalam perkataan
Immanuel Kant, "Manusia dibedakan di atas semua hewan dengan kesadaran-dirinya, yang mana ia adalah 'hewan rasionil'". Pada awal
abad ke-20,
Sigmund Freud melancarkan serangan serius kepada
positivisme mendalilkan bahwa kelakuan manusia mengarah kepada suatu bagian besar yang dikendalikan oleh
pikiran bawah sadar.
Dari titik pandang ilmiah, Homo sapiens memang berada di antara spesies yang paling tersama-ratakan di
Bumi, dan hanya ada sejumlah kecil spesies tunggal yang menduduki lingkungan beraneka-ragam sebanyak manusia. Rupa-rupa usaha telah dibuat untuk mengidentifikasikan sebuah ciri-ciri kelakuan tunggal yang membedakan manusia dari semua hewan lain, misal: Kemampuan untuk membuat dan mempergunakan perkakas, kemampuan untuk mengubah lingkungan, bahasa dan perkembangan struktur sosial majemuk. Beberapa ahli antropologi berpikiran bahwa ciri-ciri yang siap diamati ini (pembuatan-perkakas dan bahasa) didasarkan pada kurang mudahnya mengamati proses mental yang kemungkinan unik di antara manusia: kemampuan berpikir secara
simbolik, dalam hal abstrak atau secara
logika. Adalah susah, namun, untuk tiba pada suatu kelompok atribut yang termasuk semua manusia, dan hanya manusia, dan harapan untuk menemukan ciri-ciri unik manusia yang adalah masalah dari renungan-diri manusia lebih daripada suatu masalah zoologi